0 komentar

Arti sesungguhnya...

Siapa bilang 1 itu kecil..????
1 senyuman memulai sebuah perkenalan..
1 tepukan di pundak mampu memompa semangat..
1 langkah menjadi awal sebuah perjalanan panjang...
1 kata mengawali sebuah do'a..
Dan 1 orang sepertimu begitu berharga dimata ku...
read more
0 komentar

ittu Akku sebenarnya

Mungkin orang menyangka akku tak pernah terluka...
Tegar bagaikan karang...
kadang akku merasa lelah harus tampil sempurna....
di dalam htiku...........
aku ingin teriak agar dunia tau bhwa :
   "AKU HANYA ANAK MANUSIA YANG TAK SEMPURNA"
Dan hanya satu inginku...
yaitu.....
ingin di sayang oleh orang yang aku sayang......
read more
0 komentar

Kata mutiara

Kadang kita sedih ketika kita mengetahui orang yang kita sayangi ternyata menyayangi orang lain......
Dan kita ingin menangis ketika mengetahui orang yang kita cintai tidak memiliki perasaan apapun kepada kita............
Dan terkadang kita marah ketika melihat orang yang kita sukai bersama orang lain..
Padahal kita berharap dialah yang bersama kita........
Tapi bila engkau benar-benarmenyukai,mencintai,dan menyayanginya dengan sepenuh hati,,, Maka berusahalah membuatnya gembira dengan orang yang disayanginya....
Memang berat, namun itulah yang seharusnya.....
Percuma engkau mengharapkannya.....sementara dia hanya memberimu harapan yang hampa.....
read more
0 komentar

Analisis cerpen "SELAMAT TINGGAL CINTA"

       Cerpen yang berjudul "SELAMAT TINGGAL CINTA" yang di kutip dari Majalah Aplikasi MISI SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo, terbitan tahun 2004 yang ditulis oleh Scorpio Girls, mengangkat tema "Cinta Terbagi Dua" dan memuat kisah percintaan Remaja. Cerpen yang bertemakan cinta terbagi dua ini menceritakan tentang sepasabg kekasih yang sudah lama tidak bertemu karena kekasih seorang gadis (Joya) melanjutkan studynya ke luar negeri. Mereka berdua memiliki hubungan cinta yang erat. Cinta diantara mereka berdua ibarat layaknya bait-bait sajak dari ssang pencipta yang sudah menjadi catatan kehidupan. Sehingga tak seorangpun yang dapat memisahkan cinta diantara mereka. Namun takdir cinta mereka berkata lain, setelah kekasih si gadis(Joya) tersebut kembali ke Indonesia dan berkenalan dengan sahabat sejati si gadis(Joya) yaitu Chika, ternyata kekasih si gadis(Joya) tersebut juga mencintai sahabat si gadis (Joya). Mengetahui hal tersebut si gadis(Joya) memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan mereka dan menyerahkan kekasihnya itu untuk hidup bahagia bersama sahabatnya. Karena si gadis tidak sanggup menahan rasa sakit hatinya sebab cintanya harus terbagi dua. Tema yang diambil dari cerpen tersebut sangat cocok dengan isi yang ada dalam cerpen, dan cerpen tersebut cocok dibaca oleh para remaja karena isinya tentang percintaan remaja dan dengan jalinan atau rangkaian cerita yang di kemas dengan baik, menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.
        Cerpen ini menampilkan konflik bathin pada tokoh utama. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Joya dengan watak protagonis dengan sifat tegar dan rela mengorbankan cintanya, dibuktikan dengan paragraf ke 46 kalimat pertama "Emang aku nggak cukup berhak untuk maksa kamu buat nyayangin aku. Kamu cocok sekali kok sama Chika". Dan dari kalimat tersebut pula dinyatakan bahwa Joya sebagai tokoh utama tidak memilki sifat egois atau tidak memikirkan perasaannya sendiri meskipun rasa cintanya begitu besar buat Ben. Ben tersebut merupakan kekasih Joya yang digambarkan sebagai tokoh utama dengan watak tritagonis dengan memiliki sifat yang sama seperti cowok-cowok lain yaitu mata keranjang, ditandai dengan paragraf ke 26 dan kalimat ke 15 yaitu saat Joya membaca diary Ben yang isinya "Entah kenapa sepertinya ada sesuatu yang lain saat aku melihatnya. Tapi aku nggak bisa boongin diriku kalo aku mai sayang sama Joya, ah entah aku bingung". Dan sahabat Joya yang dicintai oleh Ben yaitu Chika sebagai tokoh utama berwatak protagonis dengan sifat supel dan ramah. Dibuktikan dengan paragraf ke 19  dan kalimat ke 3, yang isinya "Ia memang supel dan ramah sama siapapun termasuk pada kenalan barunya". Disamping tokoh utama Joya,Ben, dan Chika, juga tedapat tokoh sampingan yaitu orang tua Ben yang digambarkan denga dua sosok yang sibuk di bidang bisnis, selain orang tua Ben, terdapat tokoh sampingan lain yaitu Bi Minah  yang digambarkan seorang wanita paruh baya yang mengabdi sebagai pembantu dirumah Ben.
       Peristiwa dalam cerpen tersebut terjadi pada pagi hari dengan latar di Airport saat tokoh utama Joya menjemput kedatangan Ben dari Luar Negeri. Selain itu, latar dalam cerpen tersebut juga terjadi didalam mobil, dan di kamar Ben saat tokoh utama Joya membaca diary Ben yang terletak di atas meja, yang isinya tentang perasaan Ben yang sebenarnya terhadap Chika. Pada saat itulah Joya mengetahuinya. Selain itu peristiwa dalam cepenyang mengangkat tema cinta terbagi dua inijuga terjadi pada malam haridengan latar di teras rumah Joya, yang mana pada malam tersebut merupakan malam berakhirnya cerita cinta mereka dengan suasana diselimuti kesunyian, iba, mengharukan, dan menyedihkan.
      Cerpen yang mengangkat tema cinta terbagi dua ini dengan jalinan atau rangkaian cerita yang mengarah kedepan atau alur maju. Dan pengarang pada cerpen inimenempatkan orang pertama sebagai pelaku utama.






 
read more
0 komentar

Selamat Tinggal Cinta

                                                     "SELAMAT TINGGAL CINTA"
       Lantunan lagu me againtsthe music-nya Britney Spears terdengar saay ponselku berbunyi. Langsung ku sambar benda mungil yang berdering diatas meja belajarku.
       "Ya!Siapa?!" Spaku malas soalnya nih orang ganggu banget, orang lagi denger musik
       " Halo, Joya ya?, ini aku Ben!" terdengar suara di seberang sana yang ternyata Ben.
       "Hallo yank! tumben kamu telpon, ada apa?" tanyaku bersemangat setelah tau Ben lah yang menelponku. "Ben aku kangen banget ama kamu, ngomong-ngomong kapan kamu balik?" tanyaku.
      "Justru karena itu telpon kamu, aku pulang besok, aku pengen kamu yang jemput aku!"
      "Oke honey! aku pasti jemput kamu, tapi jam berapa?" tanyaku.
      "Setengah sembilan, on time ya!, udah dulu. Aku mau tidur, see you!" ujar Ben.
      "Yup! mimpi indah, I love you!"kataku.
      "I love you too" jawab Ben.
      Aku bahagia sekali besok Ben pulang. Teman satu kelasku sewaktu duduk di bangku kelas tiga SMU. Kini ia melanjutkan studynya di negeri paman Sam, Amerika. Ia menelponku agar aku menjeputnya besok di Airport dan aku akan bertemu dengan seseorang yang aku sayangi.
      Tiga puluh menit aku tunggu Ben belum juga muncul, Chika yang menemaniku lagi kesyikan sama majalahnya. Suasana ramai membuatku semakin gelisah.
      "Joya!" seseorang memanggilku dari arah belakang, dengan baju hitam dan jeans hitam, tampak tersenyum menatapku dan merentangkan tangannya. "Ben!" aku terpana seakan tak percaya dengan apa yang ku lihat. Segera ku datangi Ben dan menghambur dalam pelukannya. Ben merangkulku dengan erat.
      "Joya?" sepotong suara lembut menyadarkan aku dari kagetku. Segera ku lepas pelukanku. Hingga ku ingat kalau aku dateng bareng Chika.
      "Ben kenalin nih temanku Chika" aku memperkenalkan Ben pada Chika.
      "Ben!" sahutnya.
      "Chika!".
      "Orang tuamu mana Ben?"tanyaku pada Ben karena tak ada seorangpun bersamanya.

      "Mereka nggak tau kalau aku pulang, aku pengen kamu yang jemput. Lagian mereka pada sibuk. paling juga sopir yang jemput"ujarnya. "Ah peduli amat, nih tolong bawain barang-barangku, capek banget nih pengen istirahat!".
      "Dari dalam mobil Ben bercerita panjang lebar tentang pengalamannya selama di Amerika sana. Chika cepat akrab dengan Ben. Ia memang supel dan rammah sama siapapun termasuk pada kenalan barunya.
      Kini hari-hari yang ku lalui terasa lebih indah dari sebelumnya. Ben selalu setia menemaniku kemanapun aku pergi. Ia tampak lebih dewasa dari Ben yang ku kenal dulu. Kadang aku ajak Chika jalan bareng, sehingga Ben bisa akrab dengannya. Aku tak pernah sekalipun menaruh curiga jika Ben jalan bareng sama Chika, karena Chika sobat terdekatku saat suka maupun duka.
       Ku hentikan Jaguar S-Type metalik di depan rumah Ben. Wanita paruh baya bernama Bik Minah mambukakan pintu saat aku mengetuknya.
       "Ben mana Bi?" Tanyaku padanya.
       'Den Ben baru saja keluar Non!" jawabnya dengan logat jawa kental. "Mari masuk Non!"
       Rumah ini tampak lenggang sekali, maklum semua pada sibuk dengan urusan masing-masing. Bagiku rumah ini sudah seperti rumah sebdiri. Orang tua Ben menganggapku seperti keluarga sendiri.
       "Non mau minum apa? nanti Bibi buatin!" kata Bi Minah.
       "Jus jeruk aja Bi!, nanti anterin ke atas ya Bi! aku mau ke kamar Ben. Ada barangku yang ketinggalan!"jawabku. Bik Minah segera pergi meninggalkanku. Aku sudh terbiasa keluar masuk kamar Ben. Walaupun ku tahu Ben lagi keluar, perlahan aku buka pintu kamar Ben. Wow! kamar yang cukup rapi untuk ukuran cowok, tapi hey! aku terkejut, diary nya tergeletak begitu saja di mejanya. Ku buka diary itu lalu kubaca, aku cuma bisa tersenyum, tapi pada lembar-lembar terakhirnya.......
              02/02/04
              Diary....
              Aku capek banget. Aku baru sampai di Indonesia. Joya yang jemput, bareng temennya          namanya Chika. Orangnya cute banget, supel 'n trendy. Tripikal cewe yang aku suka. Udah dula yach, aku bobo dulu.
             10/02/04
             Ternyata asyik banget jalan bareng Chika. Energik 'n frinly banget nggak kaya' Joya. Aku lebih comforteble kalo jalan bareng Chika. Entah kenapa sepertinya ada sesuatu yang lain saat aku mengingatnya. Tapi aku nggak bisa boongin diriku kalo aku masih sayang sama Joya, ah entah aku bingung.
        Aku merasa mendengar petir di siang bolong, nggak pernah terbayangkan kalo Ben suka sama Chika, sesaat kukuatkan diri untuk terus membacanya.
              11 /02/04
              Aku kangen banget sama Chika, so aku ajak Chika Jalan. Trus aku ungkapin isi hatiku, dia kaget banget waktu aku bilang aku suka Chika dan dia.........
         Tak sanggup lagi aku membacanya, air mataku tumpah. Segera aku tinggalkan kamar Ben. Hampir saja aku tabrak bik Minah. Hatiku serasa dirajam bertubi-tubi.
         "Non! ini minumnya" suara bibi tak lagi ku hiraukan. Ku pacu Jaguar ku dengan kecepatan tinggi. Pandanganku kabur oleh air mata yang terus mengalir. Ku jatuhkan tubuhku di atas tempat tidurku sesampainya di rumah.
         "Ben kenapa kau berbuat ini, kenapa harus sama Chika?, kenapa? lirihku, sesaat aku tertidur, dan bangun setelah ponselku berbunyi.
         "Ya siapa?" jawabku ogah-ogahan.
         "Hay honey! ni aku Ben" suara yang tak asinglagi bagiku.
         "Ada apa lagi Ben?"
         "Malem ini kamu ada acara nggak? dinner yuk?"
         "Sorry Ben lagi nggak enak badan nih, kapan-kapan aja deh!" kataku menghindar.
         "Gimana kalo aku ke sana?" tanya Ben.
         "Terserah kamu lah!" sinisku.
         "Oke tunggu aku malam ini!" kata Ben sambil menutup telponnya. Ku letakkan ponselku dan beranjak mandi.
         Berdua kami duduk di teras kesunyian masih menyelubungi kami. Aku lagi malas untuk bicara. Aku harus katakan apa yang telah aku putuskan. Tapi aku bingung harus memulainya dari mana.
         "Ben, kurasa hubungan kitanggak bisa di terusin!"kataku memecahkan kesunyian diantara kami.
         "Maksudmu....?" tanyanya bingung.
         "Lebih baik kita break saja dulu!" jawabku sambil berusaha untuk tidak menangis.
         "Tunggu dulu honey!" bujuknya.
         "Ben! please, kamu mau jawab pertanyaanku kan? kamu masih sayang aku kan?" tanyaku. Tampak Ben sedang gugup untuk menjawabnya.
         "Udahlah Ben kamu nggak usah bohong, tadi siang aku baca diary kamu. Kamu lebih sayang Chika dari pada aku kan?"
         "Tapi Joya!" sergahnya.
         "Emang aku nggak cukup berhak untuk maksa kamu buat nyayangin aku. Kamu cocok sekali kok sama Chika" air mataku tak tertahankan lagi. "Udahlah Ben pergilah tinggalkan aku. Aku muak liat muka kamu. Datangi Chika kalau kamu masih sayang sama Chika. Buatlah dia bahagia, jangan pernah kecewakan Chika".
         Selamat tinggal Ben sampai kapanpun aku masih sayang kamu, bisikku lirih aku tahu ini sangat menyakitkan tapi ini yang ter baik bagiku, bagi kamu, dan bagi kita semua.



                                                                  ~ ~ ~ ~*****~ ~ ~ ~











       

read more
0 komentar

KEPRIBADIAN

        Banyak dari generasi muda yang belum mengerjakan sesuatusudah menyerah dengan mengatakan tidak mampu melaksanakannya. Jadi, generasi muda tersebut menterah atau kalah sebelum bertanding.
        Sebenarnya ada kemampuan tetapi karena kurang kepribadiannya, dia tidak mau melakukan sesuatu.
        Sungguh di sayangkan karena kesempatan emas menjadi hilang.
        Hal ini berarti harga diri mereka adalah negatif karena cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga.

                 Untuk itu, Kepribadian bagi perkembangan hidup kita sangatlah penting......!!!!
read more
0 komentar

KEPRIBADIAN

           Kepribadian seseorang antara yang satu dengan yang lainnya tidak ada yang sama
           Sebab kepribadian setiap individu itu adalah ciptaan Tuhan yang ada pada diri manusia sendiri.
           Karena kepribadian itu hanya dimiliki oleh satu orang.
           Dan kepribadian seseorang tidak dapat ditukar dengan kepribadian orang lain.
           Sebab kepribadian tumbuh dari diri seseorang masing-masing.
read more